Suku Baduy adalah salah satu suku yang masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi nenek moyang mereka hingga saat ini. Suku ini tinggal di desa-desa yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten. Mereka dikenal dengan keunikan rumah adat mereka yang disebut dengan “rumah panggung” yang dibangun tanpa menggunakan paku dan cangkul. Rumah panggung ini dibangun dari anyaman bambu dan beratapkan daun rumbia. Di dalam rumah panggung ini, terdapat dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah dinding, yaitu bagian depan untuk tempat berkumpul dan bagian belakang untuk tempat tidur.

Selain rumah panggung, Suku Baduy juga memiliki kearifan lokal yang unik. Mereka memegang teguh adat dan tradisi nenek moyang mereka, serta menjalankan kehidupan sehari-hari dengan pola hidup yang sederhana dan alami. Mereka tidak menggunakan alat-alat modern seperti telepon genggam atau listrik, dan masih mengandalkan alam untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Suku Baduy juga mempertahankan sistem pemerintahan tradisional yang dipimpin oleh seorang kepala adat yang disebut “pu’un”.

Kearifan lokal Suku Baduy juga terlihat dari cara mereka berpakaian. Suku Baduy memiliki pakaian adat yang terdiri dari kain panjang yang disebut dengan “serenteng” dan kain yang digunakan sebagai penutup kepala yang disebut dengan “blangkon”. Pakaian adat ini dikenal dengan coraknya yang sederhana namun elegan, dan merupakan identitas dari Suku Baduy.

Suku Baduy juga dikenal dengan kehidupan mereka yang sangat menjaga kelestarian alam. Mereka hidup secara harmonis dengan alam dan tidak melakukan kegiatan yang merusak lingkungan. Mereka juga masih menjaga keberlangsungan tradisi-tradisi adat mereka seperti upacara adat, tarian tradisional, dan pertanian tradisional.

Dengan keunikan rumah adat, kearifan lokal, dan kehidupan yang harmonis dengan alam, Suku Baduy menjadi salah satu suku yang patut dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Mereka merupakan contoh bagi kita semua tentang bagaimana menjaga kearifan lokal dan tradisi nenek moyang kita, serta hidup secara seimbang dengan alam.